A. Hakikat Perubahan Sosial Buday
Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam
masyarakat. Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia
memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Kalian akan dapat melihat perubahan itu
setelah membandingkan keadaan pada beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang.
Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan
perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian,
sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.
1.
Peralatan dan perlengkapan
hidup mencakup pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat
produksi, dan transportasi. Sebagai contoh, pada zaman nenek moyang kita
memasak makanan dengan cara membakarnya, sekarang di zaman modern memasak
makanan menggunakan alat modern seperti oven atau membeli makanan yang
diawetkan.
2.
Mata pencaharian dan sistem
ekonomi meliputi pertanian, peternakan, dan sistem produksi. Sebagai contoh,
kaum laki-laki bekerja dengan cara berburu atau pekerjaan lainnya, sedangkan
kaum perempuan tinggal di rumah mengurus rumah tangga dan mengasuh anak.
Sekarang kaum perempuan dapat juga bekerja dan mata pencaharian untuk kaum
laki-laki tidak hanya berburu saja, tetapi sudah beragam jenisnya.
3. Sistem kemasyarakatan mencakup sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, dan sistem perkawinan. Sebagai contohnya, pada masa kehidupan belum begitu kompleks orang-orang yang ada ikatan darah atau keluarga selalu hidup bersama dalam satu rumah. Saat ini ikatan masyarakat tidak hanya berdasarkan hubungan kekerabatan, tetapi juga karena profesi, dan hobi yang sama seperti ikatan motor gede (MOGE), orari (radio amatir).
3. Sistem kemasyarakatan mencakup sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, dan sistem perkawinan. Sebagai contohnya, pada masa kehidupan belum begitu kompleks orang-orang yang ada ikatan darah atau keluarga selalu hidup bersama dalam satu rumah. Saat ini ikatan masyarakat tidak hanya berdasarkan hubungan kekerabatan, tetapi juga karena profesi, dan hobi yang sama seperti ikatan motor gede (MOGE), orari (radio amatir).
3.
Bahasa dahulu disampaikan
secara lisan. Sekarang bahasa dapat disampaikan melalui beragam media, seperti
tulisan, sandi, dan sebagainya.
4.
Kesenian mencakup seni
rupa, seni suara, dan seni tari. Sebagai contoh, orang Jawa menganggap bahwa
sebuah rumah yang indah jika bernuansa gelap, sekarang masyarakat Jawa banyak
menyukai rumah yang bernuansa terang ataupun pastel.
5.
Sistem pengetahuan
berkaitan dengan teknologi. Dahulu kala sistem pengetahuan hanya berpedoman
pada alam atau peristiwa alam. Sekarang ini sistem pengetahuan terus berkembang
seiring berkembangnya teknologi.
6.
Religi atau sistem
kepercayaan dahulu kala berwujud sistem keyakinan dan gagasan tentang dewa, roh
halus, dan sebagainya. Oleh karena itu, segala kegiatan manusia dikaitkan
dengan kepercayaan berdasarkan getaran jiwa. Namun, sekarang aktivitas manusia
banyak yang dikaitkan dengan akal dan logika.
Perubahan di berbagai
bidang sering disebut sebagai perubahan sosial dan perubahan budaya karena
proses berlangsungnya dapat terjadi secara bersamaan. Meskipun demikian
perubahan sosial dan budaya sebenarnya terdapat perbedaan. Ada yang berpendapat
bahwa perubahan sosial dapat diartikan sebagai sebuah transformasi budaya dan
institusi sosial yang merupakan hasil dari proses yang berlangsung
terus-menerus dan memberikan kesan positif atau negatif. Perubahan sosial juga
diartikan sebagai perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam
masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan lain. Berikut ini pengertian
perubahan sosial yang dikemukakan oleh para ahli sosiologi.
B. Karakteristik Perubahan Sosial
Perubahan
sosial atau perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur
sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya
merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat.
Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu
ingin mengadakan perubahan.
Definisi
lain dari perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya.
Tekanan pada definisi tersebut adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan
kelompok manusia dimana perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya.
Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang
mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur
geografis, biologis, ekonomis dan kebudayaan.
Apabila
diperhatikan dengan seksama, setiap individu dan lingkungan tempat tinggalnya,
termasuk masyarakatnya, pastilah mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi di
masyarakat itu disebut perubahan sosial. Perubahan tersebut meliputi norma
sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga
kemasyarakatan, lapisan masyarakat serta susunan kekuasaan dan wewenang.
Perubahan
sosial tidak terlepas dari perubahan kebudayaan. Kecenderungan masyarakat untuk
berubah dipengaruhi faktor :
- Rasa tidak puas terhadap keadaan yang ada
- Timbul kesadaran memperbaiki kekurangan yang ada
- Kebutuhan kehidupan masyarakat semakin komplek
- Menyesuaikan diri dengan situasi baru
- Sikap terbuka terhadap unsur dari luar
Walaupun demikian ada beberapa hal dalam masyarakat yang tetap bertahan, umumnya berhubungan dengan faktor :
- Agama dan religi yang dianut masyarakat
- Sudah terinternalisasi karena sosialisasi sejak kecil
Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat bisa bersifat progress, bisa pula bersifat regress.
1. Max Iver mengemukakan bahwa perubahan sosial berarti perubahan dalam
hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial
(dalam buku A Text Book of Sociology).
2. Gillin menyatakan bahwa perubahan sosial merupakan variasi
cara-cara hidup yang telah diterima baik karena perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi
ataupun penemuan baru dalam masyarakat (http://id.wikipedia.com/wiki/perubahan sosial budaya).
3. Kingsley Davis mengemukakan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan
yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat (dalam buku Human Society).
4. Bruce J. Cohen menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan struktur
sosial dalam organisasi sosial sehingga syarat dalam perubahan itu adalah
sistem sosial, perubahan hidup dalam nilai sosial dan budaya masyarakat (dalam
buku Sosiologi: suatu pengantar: terjemaahan).
5. Roucek dan Warren mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan dalam proses
sosial atau dalam struktur masyarakat (dalam buku Sociology).
6. Selo Sumardjan mengartikan perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat (dalam buku Perubahan
Sosial di Yogyakarta).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perubahan
sosial adalah perubahan struktur dan fungsi sosialnya. Oleh karena itu,
perubahan sosial berkaitan erat dengan perubahan kebudayaan dan seringkali
perubahan sosial berakibat pada perubahan budaya. Jika pengertian perubahan
sosial telah diuraikan di atas maka apakah yang dimaksud dengan perubahan
sosial budaya itu? Berikut ini pengertian perubahan sosial budaya dari beberapa
tokoh.
1.
Max
Weber berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan
situasi dalam masyarakats ebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur
(dalam buku Sociological Writings).
2.
W.
Kornblum berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan
suatu budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku
Sociology in Changing World).
C. Bentuk-Bentuk
Perubahan Sosial
1.
Perubahan secara lambat dan Perubahan secara cepat (dilihat dari
waktu)
Perubahan secara lambat = evolusi, yaitu prubahan yang memerlukan waktu lama. Cirinya : memerlukan waktu lama, perubahannya kecil, perubahan tidak disadari oleh masyarakat, tidak diikuti oleh konflik atau tidak menimbulkan kekerasan. Ex: perubahan mata pencaharian masyarakat
Perubahan secara cepat = revolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Ciri-cirinya membutuhkan waktu singkat, perubahannya besar karena menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan, perubahan disadari/direncanakan, seringkali diikuti oleh kekerasan atau menimbulkan konflik. Ex: revolusi Indonesia tahun 1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revolusi industri Perancis dan Inggris.
Perubahan secara lambat = evolusi, yaitu prubahan yang memerlukan waktu lama. Cirinya : memerlukan waktu lama, perubahannya kecil, perubahan tidak disadari oleh masyarakat, tidak diikuti oleh konflik atau tidak menimbulkan kekerasan. Ex: perubahan mata pencaharian masyarakat
Perubahan secara cepat = revolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Ciri-cirinya membutuhkan waktu singkat, perubahannya besar karena menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan, perubahan disadari/direncanakan, seringkali diikuti oleh kekerasan atau menimbulkan konflik. Ex: revolusi Indonesia tahun 1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revolusi industri Perancis dan Inggris.
2.
Perubahan yang pengaruhnya kecil dan pengaruhnya besar.
Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh langsung bagi kehidupan masyarakat. Ex; perubahan mode pakaian, gaya potongan rambut, dsb.
Perubahan yang membawa pengaruh besar adalah perubahan yang membawa pengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan yang terjadi pada unsure-unsur social budaya masyarakat. Ex: Industrialisasi membawa pengaruh pada hubungan kerja, lembaga kemasyarakatan, system pemilikan tanah, pelapisan social, hubungan kekerabatan, dll.
Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh langsung bagi kehidupan masyarakat. Ex; perubahan mode pakaian, gaya potongan rambut, dsb.
Perubahan yang membawa pengaruh besar adalah perubahan yang membawa pengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan yang terjadi pada unsure-unsur social budaya masyarakat. Ex: Industrialisasi membawa pengaruh pada hubungan kerja, lembaga kemasyarakatan, system pemilikan tanah, pelapisan social, hubungan kekerabatan, dll.
3.
Perubahan yang dikehendaki/direncanakan dan perubahan yang tidak
dikehendaki/tidak direncanakan
Perubahan yang dikehendaki/direncanakan= pembangunan adalah perubahan yang sudah diperkirakan sebelumnya oleh pihak-pihak tertentu yang ada dalam masyarakat. Perubahan yang tidak dikehendaki/tidak direncanakan adalah perubahan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Biasanya perubahan tidak dihendaki muncul sebagai dampak dari perubahan yang direncanakan.
Perubahan yang dikehendaki/direncanakan= pembangunan adalah perubahan yang sudah diperkirakan sebelumnya oleh pihak-pihak tertentu yang ada dalam masyarakat. Perubahan yang tidak dikehendaki/tidak direncanakan adalah perubahan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Biasanya perubahan tidak dihendaki muncul sebagai dampak dari perubahan yang direncanakan.
Secara garis
besar perubahan social menyangkut perubahan dalam:
a. kelompok
sosial
b. stratifikasi
sosial
c. lembaga-lembaga
sosial
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial terdiri atas
faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor internal
yakni kondisi atau perkembangan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang
bersangkutan yang mendorong perubahan sosial. Faktor-faktor ini yang mencakup
terutama faktor demografis (kependudukan), faktor adanya penemuan-penemuan
baru, serta adanya konflik internal dalam masyarakat
1.
Perubahan dari dalam Masyarakat/Faktor Intern
Faktor dari dalam masyarakat terbagi sebagai berikut.
Faktor dari dalam masyarakat terbagi sebagai berikut.
a. Bertambah
dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)/Demografi penduduk
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dikarenakan bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk akan menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Tempat tinggal yang semula terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya. Contoh perubahan penduduk adalah program transmigrasi dan urbanisasi.
Faktor-faktor Demografis adalah semua perkembangan yang berkaitan dengan aspek demografis atau kependudukan, yang mencakup jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dikarenakan bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk akan menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Tempat tinggal yang semula terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya. Contoh perubahan penduduk adalah program transmigrasi dan urbanisasi.
Faktor-faktor Demografis adalah semua perkembangan yang berkaitan dengan aspek demografis atau kependudukan, yang mencakup jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk.
Program transmigrasi bertujuan meratakan Pertumbuhan penduduk
memengaruhi
penduduk. perubahan penduduk.
penduduk. perubahan penduduk.
b. Adanya
Penemuan Baru:
-Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum
pernah ada
-Invention : penyempurnaan penemuan baru
-nnovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada.
Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsure dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat
-Invention : penyempurnaan penemuan baru
-nnovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada.
Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsure dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat
faktor penemuan-penemuan baru, adalah adanya penemuan di kalangan
atau oleh warga masyarakat berkaitan dengan suatu alat atau cara yang
selanjutnya diterima penggunaannya secara luas oleh masyarakat, dan karena itu
mempengaruhi perkembangan kehidupan sosial mereka.
·
pemakaian mobil
·
penggunaan telepon dalam kehidupan dalam kehidupan
·
Konflik yang terjadi dalam masyarakat
Faktor konflik internal adalah pertentangan yang timbul di
kalangan warga atau kelompok-kelompok masyarakat sebagai akibat adanya
perbedaan kepentingan atau perbedaan persepsi yang dipertahankan oleh
masing-masing kelompok.
Pertentangan yang terjadi dalam masyarakat karena
kemajemukan menyebabkan perubahan sosial. Dalam masyarakat yang heterogen,
sifat individualistis masih lekat sehingga satu sama lainnya tidak memiliki
hubungan yang dekat. Padahal sumber kebutuhan semakin terbatas. Persaingan
untuk memperebutkan sumber kebutuhan mendorong masyarakat untuk berkreasi
menciptakan alternatif pemenuhan sumber kebutuhan.
·
Konflik Aceh
·
konflik dalam masyarakat
·
Pemberontakan atau revolus
Pemberontakan
akan menyebabkan perubahan sosial budaya, contohnya pemberontakan G 30 S/PKI.
Pemberontakan G 30 S/PKI pada tahun 1965 membawa perubahan terutama dalam
sistem politik Indonesia sehingga dilarangnya ajaran komunis di Indonesia.
Pelarangan ajaran komunis di Indonesia ini disebabkan karena tidak sesuai
dengan nilai-nilai pancasila yang menjadikan dasar hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia
·
Perang Revolusi Indonesia
·
Revolusi G 30 S/PKI
·
Peran tokoh kharismatik
Tokoh
kharismatik adalah tokoh yang disegani, dihormati dan diteladani oleh
masyarakat. Peran tokoh kharismatik membawai pengaruh dalam perubahan kehidupan
masyarakat. Misalnya, Soekarno sebagai presiden RI memiliki kharismatik
dihadapan rakyat karena keahliannya dapat berpidato dengan baik.
·
Barack Obama
·
Ir. Soekarno
sosok presiden kharismatik AS. tokoh kharismatik Indonesia.
c. Perubahan
dari Luar Masyarakat
Perubahan sosial budaya juga dapat terjadi karena unsur dari luar
masyarakat seperti faktor geografis,kebudayaan,dan politik.Pengaruh luar
masyarakat merupakan hal yang wajar dalam perubahan sosial budaya
dimasyarakat.Pengaruh dari luar masyarakat tersebut adalah sebagai berikut.
a. Perubahan
Alam
Pengaruh Lingkungan Alam Pengaruh lingkungan alam sangat
berpengaruh dalam terjadinya perubahan sosial-budaya. Misalnya, tanah yang
subur dapat berguna untuk lahan pertanian sehingga masyarakat di daerah
tersebut memiliki usaha sebagai petani . Kebudayaan di tanah subur pun tidak
lepas dari kehidupan sosial sebagai petani sehingga kebudayaan tetap
berhubungan dengan bidang pertanian.
b. peperangan
Peperangan akan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sebuah aspek kehidupan masyarakat. Misalnya, perang Irak yang membawa derita dan trauma berkepanjangan bagi rakyat Irak. Selain disebabkan oleh beberapa hal di atas, suatu perubahan sosial budaya terjadi karena adanya faktor yang menyebabkannya. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya terdiri atas faktor pendorong dan penghambat.
Peperangan akan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sebuah aspek kehidupan masyarakat. Misalnya, perang Irak yang membawa derita dan trauma berkepanjangan bagi rakyat Irak. Selain disebabkan oleh beberapa hal di atas, suatu perubahan sosial budaya terjadi karena adanya faktor yang menyebabkannya. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya terdiri atas faktor pendorong dan penghambat.
·
Perang berdampak bagi perubahan sosial
·
Perang Iraq
·
pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan),
akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat
khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama
sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi)
Kontak kebudayaan antarmasyarakat mempunyai dampak yang positif
dan negatif. Contohnya, kontak kebudayaan bangsa Indonesia dengan bangsa Barat
(Eropa). Pengaruh positif berupa transfer ilmu pengetahuan dan teknologi,
sedangkan pengaruh negatif berupa pola hidup kebarat-baratan (westernis)
sekelompok anak muda.
Contoh beberapa pengaruh kebudayaan dari masyarakat lain seperti
gaya berpakaian yang kebarat-baratan dan adanya kegiatan cheerleader di
Indonesia yang diadopsi dari budaya orang barat atau budaya westernis.
E. PROSES
PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial terjadi pada setiap masyarakat. Bagaimanakah
proses terjadinya perubahan sosial? Perubahan sosial dapat terjadi melalui
difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi.
1.
Difusi
Difusi
adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan (ide-ide, keyakinan,
hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya) dari individu kepada individu lain,
dari satu golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat atau dari satu
masyarakat ke masyarakat lain. Dari pengertian tersebut dapat dibedakan dua
macam difusi, yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.
Ø Difusi
intramasyarakat ( intrasociety diffusion ), yaitu
difusi unsur kebudayaan antarindividu atau golongan dalam suatu masyarakat.
Difusi intramasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.
1. Adanya suatu
pengakuan bahwa unsur baru tersebut mempunyai banyak kegunaan.
2. Ada tidaknya
unsur kebudayaan yang memengaruhi diterima atau tidaknya unsur yang lain.
3. Unsur baru
yang berlawanan dengan unsur lama kemungkinan besar tidak akan diterima
4. Kedudukan
dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru tadi akan
dengan mudah diterima atau tidak.
5. Pemimpin
atau penguasa dapat membatasi proses difusi tersebut.
Ø Difusi antarmasyarakat
( intersociety diffusion ), yaitu
difusi unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Faktor-faktor
yang memengaruhi difusi antarmasyarakat adalah sebagai berikut.
1. Adanya
kontak antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
2. Kemampuan
untuk mendemonstrasikan manfaat penemuan baru tersebut.
3. Pengakuan
akan kegunaan penemuan baru tersebut.
4. Ada tidaknya
unsur kebudayaan lain yang menyaingi unsur penemuan baru tersebut.
5. Peranan
masyarakat dalam menyebarkan penemuan baru tersebut.
6. Paksaan
untuk menerima unsur baru tersebut.
Mengenai
masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat dapat terjadi melalui
perembesan secara damai, perembesan dengan kekerasan, dan simbiotik.
a. Perembesan
damai ( penetration passifique ), yaitu masuknya
unsur baru ke dalam suatu masyarakat tanpa kekerasan dan paksaan, namun justru
mengakibatkan masyarakat yang menerima semakin maju. Contohnya masuknya
internet ke sekolah-sekolah.
b. Perembesan
dengan kekerasan ( penetration violente ), yaitu
masuknya unsur baru ke dalam suatu masyarakat yang diwarnai dengan kekerasan
dan paksaan, sehingga merusak kebudayaan masyarakat penerima. Contohnya
masuknya budaya asing pada masa penjajahan kolonial Belanda.
c. Simbiotik,
yaitu proses masuknya unsur-unsur kebudayaan ke atau dari dalam masyarakat yang
hidup berdampingan. Ada tiga macam proses simbiotik, yaitu mutualistik,
komensalistik, dan parasitistik.
1. Mutualistik,
yaitu simbiose yang saling menguntungkan
2. Komensalistik,
yaitu simbiose di mana satu pihak mendapatkan keuntungan, tetapi pihak lain
tidak untung namun juga tidak rugi.
3. Parasitistik,
yaitu simbiose di mana satu pihak mendapatkan keuntungan dan pihak lain
menderita kerugian.
2. Akulturasi
Akulturasi merupakan proses sosial yang
timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga
unsur-unsur kebudayaan itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaannya, tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan asli.
Proses akulturasi dapat berjalan sangat cepat
atau lambat tergantung persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang
masuk. Apabila masuknya melalui proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu
relatif lama. Sebaliknya, apabila masuknya melalui proses damai, akulturasi
tersebut akan berlangsung relatif lebih cepat.
3. Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial tingkat lanjut
yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar
belakang kebudayaan yang berbeda-beda, saling berinteraksi dan bergaul secara
langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-kebudayaan
golongan-golongan tadi masingmasing berubah sifatnya yang khas menjadi
unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya.
Asimilasi terjadi sebagai usaha untuk
mengurangi perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu
kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat, proses
asimilasi akan timbul apabila ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan
saling berinteraksi secara langsung dan terusmenerus dalam jangka waktu yang
lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling
menyesuaikan diri.
4. Akomodasi
Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu
keadaan yang menunjuk terciptanya keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial
antarindividu dan kelompok-kelompok sehubungan dengan norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi
menunjuk kepada usaha-usaha manusia untuk meredakan pertentangan-pertentangan
atau usaha-usaha untuk mencapai kestabilan interaksi sosial.
F. Faktor-faktor
yang menyebabkan perubahan kebudayaan
a. Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sosial dan Budaya
Perubahan sosial dan
budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan kebudayaan terdiri dari faktor yang mendorong dan faktor yang
menghambat terjadinya perubahan sosial budaya seperti telah dijelaskan pada
bagian sebelumnya. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat.
Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya.
Diantara berbagai
faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya :
1) Kontak dengan kebudayaan lain.
Masyarakat yang sering melakukan kontak dengan kebudayaan lain akan mengalami
perubahan yang cepat. Kontak dengan kebudayaan lain ini berhubungan dengan difusi, yaitu proses penyebaran
unsur-unsur kebudayaan dari individu ke individu lain atau dari satu masyarakat
ke masyarakat lain.
2) Sistem pendidikan formal yang maju. Pada
jaman modern sekolah semakin memegang peran penting dalam melakukan
perubahan-perubahan pada para murid yang juga merupakan anggota masyarakat
secara keseluruhan. Melalui pendidikan, seseorang diajarkan berbagai kemampuan
dan nilai-nilai yang berguna bagi manusia, terutama untuk membuka pikirannya
terhadap hal-hal baru.
3) Toleransi. Perubahan
sosial budaya yang cepat akan terjadi pada masyarakat yang sangat toleran
terhadap perbuatan atau masyarakat yang berperilaku menyimpang, baik yang
positif maupun negatif, dengan catatan bukan merupakan pelanggaran hukum.
Masyarakat yang memiliki toleransi cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang
baru.
4) Sistem stratifikasi terbuka. Sistem
pelapisan sosial terbuka pada masyarakat akan memberikan peluang
sebesar-besarnya kepada individu untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi
melalui berbagai usaha yang diperbolehkan oleh kebudayaannya.
5) Penduduk yang heterogen. Pada masyarakat
yang heterogen atau masyarakat yang berbasis latar belakang kebudayaan, ras,
dan ideologi yang beragam akan mudah mengalami pertentangan-pertentangan
yang mengundang perubahan. Keadaan ini akan mendorong terjadinya perubahan
dalam masyarakat.
6) Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai
bidang kehidupan. Ketidakpuasan ini, baik dalam sistem kemasyarakatan,
ekonomi, politik, dan keamanan, akan mendorong masyarakat melakukan perubahan
sistem yang ada dengan cara menciptakan sistem baru agar sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhannya.
7) Orientasi ke masa depan. Umumnya
masyarakat beranggapan bahwa masa yang akan datang berbeda dengan masa
sekarang, sehingga mereka berusaha menyesuaikan diri, baik yang sesuai dengan
keinginannya, maupun keadaan yang buruk sekalipun. Untuk itu,
perubahan-perubahan harus dilakukan agar dapat menerima masa depan.
8) Pandangan bahwa manusia harus senantiasa
berusaha untuk memperbaiki hidupnya. Terdapat suatu ajaran atau
keyakinan di masyarakat yang menyebutkan bahwa yang dapat mengubah atau
memperbaiki keadaan nasib manusia adalah manusia itu sendiri, dengan bimbingan
Tuhan. Jika seseorang ingin berubah niscaya ia harus berusaha. Usaha ini
ke arah penemuan-penemuan baru dalam bentuk cara-cara hidup atau pun pola
interaksi di masyarakat.
Selain dari itu
faktor-faktor yang bisa menghambat perkembangan di masyarakat dari perubahan
sosial budaya diantaranya :
1. Kurang berhubungan dengan masyarakat lain.
Masyarakat yang kurang memiliki hubungan dengan masyarakat lain umumnya adalah
masyarakat terasing atau terpencil. Dengan keadaan seperti ini, mereka tidak
mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
Keterlambatan perkembangan ilmu pengetahuan di suatu kelompok masyarakat dapat
disebabkan karena masyarakat tersebut berada di wilayah yang terasing, sengaja
mengasingkan diri atau lama dikuasai (dijajah) oleh bangsa lain sehingga
mendapat pembatasan-pembatasan dalam segala bidang.
3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
Suatu sikap yang mengagung-agungkan tradisi lama serta anggapan bahwa tradisi
tidak dapat diubah akan sangat menghambat jalannya proses perubahan, keadaan
tersebut akan menjadi lebih parah apabila masyarakat yang bersangkutan dikuasai
oleh golongan konservatif.
4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah
tertanam kuat. Dalam suatu masyarakat, selalu terdapat kelompok-kelompok
yang menikmati kedudukan tertentu. Biasanya, dari kedudukan itu mereka
mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu dan hak-hak istimewa.
5. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada
integrasi sosial yang telah ada. Integrasi sosial mempunyai derajat yang
berbeda. Unsur-unsur luar dikhawatirkan akan menggoyahkan integrasi sosial dan
menyebabkan perubahan-perubahan pada aspek tertentu dalam masyarakat.
6. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
Di dalam masyarakat menganggap pandangan hidup atau keyakinan yang telah
menjadi ideologi dan dasar integrasi mereka dalam waktu lama dapat terancam
oleh setiap usaha perubahan unsur-unsur kebudayaan.
7. Prasangka pada hal-hal baru atau asing
(sikap tertutup). Prasangka seperti ini umumnya terdapat pada masyarakat
yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa asing, mereka menjadi sangat curiga
terhadap hal-hal yang datang dari luar sebab memiliki pengalaman pahit sebagai
bangsa yang pernah dijajah, umumnya unsur-unsur baru yang masuk berasal dari
dunia barat.
8. Adat istiadat (kebiasaan). Adat istiadat
atau kebiasaan merupakan pola perilaku anggota masyarakat dalam memenuhi semua
kebutuhan pokoknya. Jika kemudian pola-pola perilaku tidak lagi efektif
memenuhi kebutuhan pokok, maka akan muncul krisis adat atau kebiasaan, yang
mencakup bidang kepercayaan, sistem pencaharian, pembuatan rumah dan cara
berpakaian.
G. Tipe
Masyarakat Dalam Menyikapi Perubahan Sosial
1.
Terdapat sejumlah orang yang hidup bersama di suatu
tempat dalam waktu yang relatif lama, terjadi interaksi, dan saling
membutuhkan.
2. Memiliki
adat – istiadat/sistem nilai dan norma sosial yang berlaku dan dipatuhi
sebagian besar warganya.
3. Memiliki
kepribadian kelompok yang khas.
4. Masing
– masing anggota merasa sebagai bagian dari satu kesatuan sosial.
5. Memiliki
struktur sosial.
Masyarakat dapat dibedakan menjadi
masyarakat tradisional dan masyarakat modern.
a. Masyarakat
Tradisional, yaitu masyarakat yang masih terikat kuat pada tradisi leluhur
dan lingkungan alam sekitarnya.
b. Masyarakat
Modern/maju, yaitu masyarakat yang sudah mengalami banyak perubahan –
perubahan karena pengaruh kebudayaan luar.
Perubahan sosial budaya juga
mengakibatkan adanya perubahan masyarakat pedesaan. Adapun ciri – ciri
masyarakat pedesaan/tradisional dan masyarakat modern/maju, yaitu sebagai
berikut.
1.
Ciri – ciri masyarakat pedesaan/tradisional
a. Aktivitas
perasaan lebih dominan daripada rasionya.
b. Berorientasi
kolektif, yaitu mementingkan kebersamaan (gemeinschaft).
c. Partikularisme,
yaitu kebiasaan yang berlaku di suatu desa belum tentu berlaku di desa lain,
sehingga bersifat subjektif.
d. Askripsi,
yaitu sesuatu yang berlaku dalam msayarakat desa berlangsung dengan sendirinya
dan berlaku turun – temurun, sulit diubah.
e. Pengendalian
sosial berlaku budaya sindiran.
2.
Ciri – ciri masyarakat modern/maju
a. Hubungan
sosial lebih berdasarkan atas kepentingan pribadi.
b. Hubungan
masyarakat lebih terbuka/demokratis (geselchaft).
c. Percaya
bahwa IPTEK dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d. Masarakat
terdiri atas bermacam – macam golongan dengan keahlian masing – masing.
Perubahan sosial merupakan perubahan
dalam hubungan – hubungan sosial atau perubahan ketidak seimbang hubungan
sosial dalam masyarakat. Penyesuaian dengan unsur – unsur baru muncul sebagai
akibat adanya perubahan – perubahan sosial juga akan menimbulkan masalah. Dalam
penyesuaian akan mengakibatkan dua hal, yaitu sebagai berikut.
1. Integrasi
Sosial, unsur – unsur yang berada dapat saling menyesuaikan dengan baik,
sehingga masyarakat menemukan nilai atau falsafah hidup baru.
2. Disintegrasi
Sosial, unsur – unsur yang berbeda tidak dapat saling menyesuaikan,
sehingga masyarakat mengalami ketidakteraturan dan kehidupan sosial.
Ø
Perilaku Kritis Adanya Pengaruh Perubahan Sosial
Budaya
Penerimaan
masyarakat ada perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perubahan sikap
masyarakat yang bersangkutan.
Contoh sikap
masyarakat karena adanya perubahan sosial budaya adalah sebagai berikut.
1.
Aksi Protes adalah pergolakan massa yang bersifat umum
sebagai perwujudan rasa tidak puas terhadap keputusan – keputusan dan kejadian
di masyarakat.
2.
Demonstrasi adalah gerakan massa yang bersifat langsung
dan terbuka serta dengan lisan atau pun lisan dalam memperjuangkan kepentingan
yang disebabkan oleh adanya penyimpangan sistem, perubahan yang
inskonstitusional dan tidak efektifnya sistem yang berlaku.
3.
Kenakalan Remaja adalah suatu perubahan antisosial yang
dilakukan oleh anak remaja.
4.
Kriminalitas adalah pelanggaran norma hukum yang
dilakukan seseorang dan dapat diancam sanksi pidana.
5.
Pergolakan daerah adalah gerakan sosial vertikal dan
horizontal yang dilakukan secara serentak dengan banyak cara untuk memaksakan
kehendak.
Perubahan
sosial dan budaya membawa dampak positif dan negatif terhadap kehidupan. Kita
harus waspada terhadap hal – hal yang menimbulkan perubahan yang mengarah ke
hal negatif. Kita harus mempunyai sikap tegas menolak terhadap perubahan yang
membawa ke arah negatif. Kita dapat mengambil pengaruh positifnya dengan tetap
berpedoman pada nilai dan norma masyarakat. Adapun hal – hal yang dapat
dilakukan terhadap pengaruh luar, antara lain sebagai berikut.
a.
Mengambil pengaruh positif budaya barat, yaitu antara
lain sebagai berikut.
b.
Semangat kerja yang tinggi.
c.
Ulet dan tekun
d.
Menghargai waktu
e.
Disiplin
f.
Berpikir sistematis dan logis
g.
Dalam melakukan sesuatu menggunakan suatu perencanaan
yang matang
h.
Berorientasi ke masa depan
i.
Motivasi yang tinggi untuk menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi
j.
Produktif dan efisien
k.
Mandiri
l.
Berani bersaing secara sehat
m.
Bertanggung jawab
n.
Tidak mudah menyerah
o.
Tidak pasrah pada nasib
p.
Terbuka terhadap pembaruan
q.
Keinginan yang tinggi untuk belajar
H. Perilaku
masysrakat sebagai akibat adanya perubahan sosial
Perubahan sosial
budaya yang terjadi dalam masyarakat mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Perubahan tersebut terjadi pada berbagai bidang kehidupan, tingkah laku
termasuk pola hidup anggota masyarakatnya. Pengaruh perubahan sosial budaya
tersebut menyebar dengan cepat ke berbagai masyarakat. Walaupun demikian, tidak
semua perubahan tersebut dapat diterima oleh semua masyarakat. Karena ada
pengaruh perubahan sosial budaya yang bersifat positif dan ada yang bersifat
negatif.
a)
Respon Masyarakat terhadap Perubahan sosial Budaya
Penerimaan masyarakat terhadap perubahan sosial
budaya berbeda-beda sesuai dengan kondisi masyarakatnya dan bentuk
perubahannya. Perubahan yang menyangkut nilai dan norma yang tidak sesuai
dengan nilai dan norma yang telah lama dianut masyarakat akan menumbulkan
gejolak dalam masyarakat untuk menolaknya melalui berbagai cara, seperti
demonstrasi, mengadu ke lembaga non pemerintah dan pemerintah.
Ada masyarakat yang mudah menerima perubahan sosial
budaya, namun ada pula masyarakat yang sulit menerimanya. Masyarakat yang sulit
menerima perubahan biasanya adalah pada masyarakat tradisional, yang mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Bersifat
sederhana
b.
Memiliki daya
guna dan produktifitas rendah
c.
Bersifat tetap
atau monoton
d.
Memiliki sifat
irasional, yaitu tidak berdasarkan pikiran yang rasional ( masuk akal ) dalam
hal tertentu
e.
Cenderung
mencurigai budaya asing yang akan masuk ke dalam masyarakat tersebut
Sedangkan masyarakat modern lebih mudah menerima
perubahan sosial budaya karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Bersifat
dinamis atau selalu berubah mengikuti perkembangan zaman
b.
Berdasarkan
akal pikiran dan mengembangkan sikap efisiensi dan efektivitas
c.
Tidak terlalu terikat pada kebiasaan
atau tradisi masyarakat
Perubahan sosial budaya mudah atau dapat diterima
masyarakat adalah jika :
a.
Unsur kebudayaan tersebut membawa
manfaat yang besar bagi kehidupan
b.
Peralatan yang mudah dipakai dan
memiliki manfaat bagi kehidupan
c.
Unsur kebudayaan yang mudah
menyesuaikan dengan unsur kebudayaan yang telah ada dalam masyarakat.
Sedangkan perubahan sosial budaya sulit diterima
masyarakat adalah jika :
a.
Unsur kebudayaan yang menyangkut
kepercayaan, misalnya idiologi dan falsafah hidup
b.
Unsur kebudayaan yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi yaitu
nilai dan norma
b) Dampak Perubahan
Sosial Budaya pada Masyarakat
Perubahan sosial budaya dalam masyarakat menyebabkan
terjadinya perubahan perilaku masyarakat. Perubahan sosial budaya tersebut
membawa dampak positif dan dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat.
1.
Dampak Positif
Perubahan Sosial Budaya
Dampak positif perubahan sosial budaya yaitu perubahan
yang membawa dampak menguntungkan atau memberikan kebaikan bagi kehidupan masyarakat,
antara lain :
a.
Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mampu
mendorong masyarakat hidup lebih maju, karena dengan ilmu dan teknologi
tersebut memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga kehidupannya
akan lebih baik.
b.
Perubahan Tata
Nilai dan Sikap
Perubahan sosial budaya membawa perubahan pada tata nilai
dan sikap masyarakat. Tata nilai dan sikap yang cenderung berubah yaitu dari
pola pikir irasional ( tradisional ) menjadi rasional ( modern ). Misalnya dulu
masyarakat berpandangan banyak anak banyak rejeki, sekarang pandangan tersebut
telah berubah.
c.
Meningkatnya
kehidupan ke yang lebih baik
Perubahan sosial budaya dapat meningkatkan kehidupan
masyarakat ke arah yang lebih baik, meliputi peningkatan pendapatan, kesehatan,
pendidikan dan lain-lain.
2.
Dampak Negatif
Perubahan Sosial Budaya
Dampak negatif perubahan sosial budaya yaitu perubahan
yang membawa dampak merugikan atau mengganggu kehidupan masyarakat, antara lain
:
a.
Pola hidup konsumtif
Pola hidup konsumtif merupakan pola hidup yang boros
karena suka membelanjakan uang untuk membeli barang-barang yang sebetulnya
tidak dibutuhkan. Sikap ini semakin berkembang karena media periklanan baik
cetak maupun elektronik yang mendorong mendorong masyarakat melakukan tindakan
konsumtif.
b.
Sikap
Individualistik
Sikap individualistik adalah sikap yang mementingkan
dirinya sendiri. Sikap ini terjadi karena persaingan hidup yang semakin keras
dan berat sehingga membuat manusia makin tidak peduli dengan manusia yang lain,
mereka hanya mementingkan kehidupannya sendiri. Sikap tampak nyata pada
masyarakat perkotaan.
c.
Munculnya
kesenjangan sosial
Kesenjangan sosial ini terjadi karena masyarakat yang
lebih mampu atau kaya akan memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik, sehingga
menimbulkan kesenjangan sosial yaitu adanya jurang pemisah antara si kaya
dengan si miskin yang semakin jauh.
d.
Sikap hidup
kebarat-baratan
Sikap ini adalah sikap yang meniru pola hidupnya orang
barat yaitu orang Eropa dan Amerika tanpa mengindahkan budaya timur yang
seharusnya diujnjung tinggi. Misalnya cara berpakaian dan bertingkah laku
seperti orang Barat yang tidak sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia.
e.
Disintegrasi
Sosial ( ketidakserasian sosial atau masyarakat ), yaitu ketidakserasian antar anggota masyarakat yang
terjadi karena adanya perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Disintegrasi
tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Berdasarkan pelakunya :
1.
Disintegrasi masyarakat, seperti kemiskinan, pengangguran, korupsi, perkelahian
antar kampung, dan sebagainya.
2.
Disintegrasi keluarga, seperti perceraian, pertengkaran keluarga
3.
Disintegrasi perorangan, seperti kenakalan remaja, pelacuran, mabuk-mabukan,
pencurian
b. Berdasarkan bentuknya :
1.
Mestizo Culture, yaitu
percampuran unsur-unsur kebudayaan yang berbeda-beda sehingga menimbulkan
ketidakserasian sosial. Hal ini terjadi karena seseorang meniru suatu budaya
tetapi hanya luarnya saja tanpa mengetahui makna yang sesungguhnya. Misalnya
orang desa yang membeli alat modern karena pengaruh iklan, dengan tujuan untuk
meningkatkan statusnya dan dianggap orang modern. Sedangkan kegunaan alat itu
orang tersebut kurang tahu dan sebenarnya tidak dibutuhkannya. Akibatnya orang
ini merasa tidak puas karena tidak mendapat pengakuan masyarakat sebagai orang
modern.
2.
Anomie, yaitu keadaan
dalam masyarakat yang tidak ada pegangan terhadap tindakan mana yang baik dan
mana yang tidak baik. Anomie juga dapat diartikan keadaan masyarakat yang tanpa
norma atau nilai, yang terjadi karena norma atau yang dimilikinya telah memudar
atau luntur sedangkan norma atau nilai yang baru belum terbentuk, sehingga
masyarakat bertindak tanpa aturan atau pedoman yang mengakibatkan menimbulkan
ketidakserasian dalam masyarakat.
3.
Cultural Lag, yaitu ketertinggalan
unsur-unsur budaya dalam masyarakat karena pertumbuhannya tidak sama, ada yang
cepat dan ada yang lamban sehingga menimbulkan ketidakserasian sosial pada
masyarakat. Misalnya perbedaan perkembangan teknologi antara masyarakat yang
satu dengan lainnya.