Posted on March 16, 2012 by andre46pradita
A. EtikaDalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuaidengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakatkita. Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal darikata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.
Macam-macam Etika
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang
tanggapankesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral
(mores).
Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh
mampu memenuhi hajathidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara
kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan
jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan
penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma
yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika, sebagai berikut:
Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan
perilakumanusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya
sebagaisesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut
berbicara mengenai faktasecara apa adanya, yakni mengenai nilai dan
perilaku manusia sebagai suatufakta yang terkait dengan situasi dan
realitas yang membudaya. Da-patdisimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam
penghayatan nilai atau tanpa nilaidalam suatu masyarakat yang dikaitkan
dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara
etis.
Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan
seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan
oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika
Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia
bertindak secara baik dan meng-hindarkan hal-hal yang buruk, sesuai
dengan kaidah atau norma yang disepakatidan berlaku di masyarakat.
B. Moral
Istilah moral berasal dari bahasa latin
mores yang berarti adat kebiasaan atau cara hidup. (Gunarsa, 1986) Moral
pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku
yang harus dipatuhi. (Shaffer, 1979) Moral merupakan kaidah norma dan
pranata yang mengatur prilaku individu dalam hubunganya dengan
masyarakat. Moral merupakan tindakan manusia yang bercorak khusus yang
didasarkan kepada pengertiannya mengenai baik dan buruk. Morallah yang
membedakan manusia denga makhluk tuhan yang lainya dan menempatkan pada
posisi yang baik diatas makhluk lain. Moral merupakan realitas dari
kepribadian pada umumnya bukan hasil perkembangan pribadi semata, akan
tetapi adalah merupakan tindakan atau tingkah laku seseorang. Moral
tidaklah bisa sipisahkan dari kehidupan beragama. Di dalam agama Islam
perkataan moral identik dengan akhlak.di mana kata “akhlak” berasal dari
bahasa Arab jama’ dari “khulqun” yang menurut bahasa berarti budi
pekerti. Moral merupakan norma yang sifatnya kesadaran atau keinsyafan
terhadap suatu kewajiban melakukan sesuatu atau suatu keharusan untuk
meninggalkan perbuatan – perbuatan tertentu yang dinilai masyarakat
melanggar norma – norma. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa suatu
kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut keharusan untuk bersikap
bersopan santun. Baik sikap sopan santun maupun penilaian baik – buruk
terhadap sesuatu, keduanya sama – sama bisa membuat manusia beruntung
dan bisa juga merugikan. Disini terdapat kesadaran akan sesuatu
perbuatan dengan memadukan kekuatan nilai intelektualitas dengan nilai –
nilai moral.
Nilai – nilai intelektualitas merupakan sumber pertimbangan terhadap sesuatu yang benar dan yang salah, sedangkan nilai – nilai
moral merupakan sumber pertimbangan suasana hati tentang kebaikan dan keburukan. Jika seseorang dapat membedakan dan mampu memilih kesetangkupan antara yang baik dan yang benar dengan yang buruk dan yang salah, maka nilai – nilai moral yang hakiki senantiasa dapat ditemukan, yaitu yang baik dan yang benarlah sebagai pilihannya. Kehidupan moral tidak bisa dipisahkan dari keyakinan beragama,
karena nilai moral yang tegas, pasti dan tetapi tidak berubah karena keadaan, tempat dan waktu, adalah nilai yang bersumber pada agama.
Karena itu didalam pembinaan generasi muda perlulah kehidupan moral dan agama itu sejalan dan mendapat perhatian khusus.
Sebagai dua istilah yang memiliki kaitan satu dengan yang lainnya, nilai dan moral sebenarnya tidak dapat berdiri sendiri. Bahkan
dalam konteks tertentu nilai dan moral sering disatukan menjadi nilai moral. Tetapi dalam istilah tersebut termuat makna baru yang
menggambarkan adanya kualitas moral. Ketika nilai dipisahkan dari moral maka arti nilai tidak terpengaruhi oleh moral, yakni tetap pada arti
awalnya sebagai suatu keyakinan yang mana seseorang betindak atas dasar pilihannya.
Nilai – nilai intelektualitas merupakan sumber pertimbangan terhadap sesuatu yang benar dan yang salah, sedangkan nilai – nilai
moral merupakan sumber pertimbangan suasana hati tentang kebaikan dan keburukan. Jika seseorang dapat membedakan dan mampu memilih kesetangkupan antara yang baik dan yang benar dengan yang buruk dan yang salah, maka nilai – nilai moral yang hakiki senantiasa dapat ditemukan, yaitu yang baik dan yang benarlah sebagai pilihannya. Kehidupan moral tidak bisa dipisahkan dari keyakinan beragama,
karena nilai moral yang tegas, pasti dan tetapi tidak berubah karena keadaan, tempat dan waktu, adalah nilai yang bersumber pada agama.
Karena itu didalam pembinaan generasi muda perlulah kehidupan moral dan agama itu sejalan dan mendapat perhatian khusus.
Sebagai dua istilah yang memiliki kaitan satu dengan yang lainnya, nilai dan moral sebenarnya tidak dapat berdiri sendiri. Bahkan
dalam konteks tertentu nilai dan moral sering disatukan menjadi nilai moral. Tetapi dalam istilah tersebut termuat makna baru yang
menggambarkan adanya kualitas moral. Ketika nilai dipisahkan dari moral maka arti nilai tidak terpengaruhi oleh moral, yakni tetap pada arti
awalnya sebagai suatu keyakinan yang mana seseorang betindak atas dasar pilihannya.