Pancasila Zaman Nenek Moyang Kita
*Singkat
saja, tulisan ini saya buat ketika ditugaskan untuk menunjukan
bukti-bukti bahwa nilai-nilai pancasila itu telah ada pada zaman nenek
moyang kita. Buku yang saya rangkum atau dijadikan referensi adalah buku
karangan Prof. Dr. kaelan, Beliau dosen UGM.
Bukti
yang menyatakan bahwa nilai-nilai pancasila telah teramalkan dalam
kehidupan bangsa Indonesia sendiri sejak dulu kala, zaman kutai hingga
zaman pergerakan nasional, terdapat pada pola hidup masyarakatnya di
zaman tersebut.
1. Zaman Kutai
Suatu
bukti bahwa nilai pancasila telah hadir pada zaman kutai sebagai
kerajaan pertama di Indonesia adalah ketika Raja Mulawarman mengadakan
kenduri dan memberi sedekah kepada Brahmana kemudian para Brahmana
membangun 7 yupa sebagai tanda terimakasih.
Hal
tersebut menunjukan bahwa nilai sosial politik, dan ketuhanan (dalam
bentuk kerajaan,kenduri, dan sedekah pada Brahmana) telah ada pada
periode itu, dimana bentuk kerajaan dengan agama dijadikan sebagai tali
pengikat kewibawaan raja.
2. Zaman Sriwijaya
Pada
zaman ini, berdirilah suatu kerajaan besar yang pernah ada di Indonesia
, yaitu Sriwijaya. Sriwijaya mengatur sistem perdagangannya dengan
mempersatukan pedagang pengrajin dan pegawai raja yang disebut Tuha An vatakvurah sebagai pengawas dagangannya.
Demikian
pula dengan sistem pemerintahannya, Sriwijaya telah memiliki pegawai
pengurus pajak, harta benda kerajaan, rokhaniawan yang mengawasi
pembangunan patung suci yang merupakan perlambang tuhan mereka. Tidak
hanya itu, bukti kongkrit akan nilai ketuhanan pada zaman itu adalah
dengan berdirinya Universitas agama Budha.
Bahkan cita-cita tentang kesejahteraan bersama telah tercermin dalam kerajaan sriwijaya yang berbunyi “marvuat vannua criwijaya siddhayatra subhiksa” (suatu cita-cita Negara yang adil dan makmur)
3. Zaman kerajaan-kerajaan sebelum Majapahit
Sebelum
kerajaan Majapahit berdiri, telah banyak kerajaan-kerajaan di Jawa
Tengah dan Jawa Timur berdiri. Mereka membangun candi-candi sesuai
agamanya masing masing, Hal ini menjurus pada sila pertama, yaitu
ketuhanan.
Lalu,
Menurut prasasti Kelagen, Raja Airlangga mengadakan hubungan dagang
dengan Benggala,Chola, dan champa. Hal ini berkaitan dengan nilai
kemanusiaan.
Masih
berdasarkan prasasti Kelagen bahwa Raja Airlangga memerintahkan untuk
membuat tanggul dan waduk demi kesejahteraan pertanian, yang merupakan
penerapan nilai-nilai sila kelima.
4. Zaman Majapahit
Dalam
kitab yang berjudul Negarakertagama yang ditulis oleh Empu Prapanca
terdapat kata ‘pancasila’. Kemudian, dalam kitab berjudul sutasoma yang
dikarang oleh Empu tantular terdapat seloka persatuan Nasional, yaitu
‘Bhinneka tunggal Ika’.
Sumpah
palapa yang ketika itu diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada merupakan
kejadian yang mencerminkan nilai-nilai sila ketiga, yaitu persatuan
Indonesia.
Dalam
prasasti Brumbung disebutkan bahwa Raja Majapahit memiliki beberapa
penasehat seperti Rakryan I Hino, I Sirikan, dan I Halu. Hal itu
menunjukan bahwa bermusyawarah dan bermufakat itu telah ada jauh sebelum
kemerdekaan Indonesia.
5. Zaman Penjajahan
Di
zaman yang buruk bagi bangsa Indonesia ini para penjajah menunjukan
kesewenang-wenangannya dan mereka merebut hak-hak rakyat. Masyarakat
yang merasakan tidak adanya keadilan sosial ini mulai memberontak.
Pemberontakan itulah yang menjadi bukti bahwa Indonesia sebelum penjajah
datang telah hidup dalam tatanan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
yang merupakan perwujudan dari sila kelima.
6. Zaman Kebangkitan Nasional
Zaman
ini merupakan titik awal dalam mewujudkan suatu bangsa yang memiliki
kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri. Berdirinya berbagai
organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Serikat Dagang
Islam, Indische Partij, dan Partai Nasional Indonesia ini menunjukan
bahwa nilai-nilai sila keempat ini telah lama ditanamkan, yaitu nilai
permusyawaratan, khususnya dalam berorganisasi.
Lalu,
dengan lahirnya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 juga
memberikan kita pemahaman serta bukti bahwa pada waktu itu kesadaran
akan persatuan telah dijunjung tinggi demi tercapainya suatu bangsa yang
kuat.
Daftar pustaka :
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Jogjakarta: Paradigma