Fakta Terbaru:

 Ternyata Otak Manusia Lebih Kecil dari Otak Tikus

APA SIH BEDANYA OTAK MANUSIA DENGAN OTAK TIKUS?
Tikus adalah binatang pengerat yang dari zaman dahulu sudah dijadikan alat percobaan manusia untuk suatu penelitian tertentu.
Nah, tikus mengandalkan hanya indera penciumannya untuk menuju sumber makanan yang dia cari.
Kali ini ada bau sumber makanan yang sangat dia sukai. KEJU.
Ada tiga jalan, di ujung jalan tersebut terdapat lubang, katakanlah lubang A, B, dan C. Keju ditaruh ke dalam lubang C, dan di setiap lubang diberi beberapa jalan yang mirip dengan labirin. Tikus ini harus memilih salah satu diantara jalan menuju lubang tersebut.
Apa yang terjadi?
Tikus ini terdiam dan mengaktifkan indera penciumannya. Dia mengendus-endus dimana sebenarnya keju tersebut. Lalu dia mulai bergerak cepat melalui jalan A, sampai di lubang A, tikus ini sadar kalau dia tidak menemukan keju tersebut. lalu apa yang terjadi selanjutnya? Tikus ini tidak pantang menyerah, yang dia lakukan adalah kembali lagi menuju tempat semula, mulai mengendus-endus lagi dimana sebenarnya bau tersebut dan jalan mana yang harus dia pilih. Akhirnya tikus ini memutuskan untuk berjalan cepat menuju jalan C, alhasil dia berhasil menemukan keju yang ditaruh di dalam lubang C tersebut.
Lalu apa makna cerita ini?
Otak tikus jauh lebih kecil dan sederhana dibandingkan otak manusia. Tapi tikus sudah menetapkan tujuannya, mendapatkan KEJU. Saat dia menyadari jalan yang diambil adalah salah. Tikus ini tidak langsung menyerah, dia kembali menuju titik awal dia berada. Lalu menganalisa kembali jalan mana sebenarnya yang ada KEJU seperti yang dia harapkan. Akhirnya dia mendapatkan KEJU sesuai jalan yang dia ambil.
Hubungannya dengan manusia?
Manusia hidup dengan tujuan, harapan, cita-cita.
KEJU = TUJUAN HIDUP.
LABIRIN = JALAN HIDUP MANUSIA.
Manusia cenderung melenceng dari tujuan hidup yang dia inginkan. Hal ini dikarenakan tidak kuatnya motivasi dan mind-set yang dimiliki. Alhasil, kebanyakan manusia melalui jalan yang sebenarnya tidak mengarah atau mendukung tujuan hidupnya. Dan seperti penelitian tikus di atas, manusia gagal meraih tujuan hidupnya.
Manusia juga cenderung gampang menyerah. Apabila ada suatu hambatan hidup, maka manusia menyukai menerima hambatan ini dengan alasan “TERIMA NASIB”.
Jalan hidup memang seperti labirin, kita memang tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi kita bisa mengatur jalan hidup sesuai dengan tujuan kita.
Contohnya saja, jika kita bertujuan untuk menjadi seorang Dokter. Maka sudah seharusnya kita menetapkan jalan untuk menjadi dokter yang handal, bukannya dugem, merokok, minum alcohol, dan lainnya yang menghambat tujuan.
Jika cita-cita tidak sama dengan action yang kita lakukan sekarang ini, 100% hasilnya adalah kegagalan meraih impian. Bener kan? Mari kita ubah MIND-SET kita untuk memotivasi diri kita mencapai tujuan hidup kita. Mau tahu bagaimana cara konkrit meraih impian kita? Cobalah untuk tetap memegang erat impian kita apapun yang terjadi dan action untuk meraihnya. Tentunya kita tidak mau kalah dengan Tikus. hehehe..
Satu pertanyaan buat teman-teman semua dan tentunya saya sendiri:
SUDAHKAH ANDA MENETAPKAN TUJUAN HIDUP DAN BERJALAN SESUAI TRACK UNTUK MENCAPAI TUJUAN HIDUP ANDA???